LAPORAN AKHIR MODUL 3
JURNAL PRAKTIKUM
HUKUM OHM, HUKUM KIRCHOFF,
VOLTAGE & CURRENT DIVIDER, MESH, NODAL, THEVENIN
Nama : Muhammad Luqman Albani
No BP : 2410952012
Tanggal Praktikum : 27 Mei 2025
Asisten : Adnan Kasogi
1. Hukum Ohm
R terbaca |
V |
I |
R perhitungan |
560 |
12V |
22mA |
545,45 |
1k |
12V |
18mA |
666,66 |
1k2 |
12V |
11mA |
1090,90 |
2. Hukum Kirchoff
·
Hukum Kirchoff 1
R terbaca |
V |
I 1,2,3 (Perhitungan) |
I total |
I Perhitungan |
560 |
12V |
25,8mA |
0,06A |
0,0554A |
680 |
17,6mA |
|||
750 |
12mA |
·
Hukum Kirchoff 2
R terbaca |
I |
V1,2,3 (Perhitungan) |
V Rtotal |
|
560 |
0,005A |
2,325V |
12V |
10,725V |
680 |
3,4V |
|||
750 |
5V |
3. Teorema Mesh
Resistor |
Resistansi |
Teganga n terukur |
Arus (I=V/R ) |
Arus Mesh (perhitungan) |
||
Terbaca |
Terukur |
|||||
Ra |
1000 |
978 |
7,13 |
7,29 |
IRa |
7,29 |
Rb |
1000 |
977 |
1,95 |
1,99 |
IRb |
1,99 |
Rc |
1000 |
976 |
0,65 |
0,66 |
IRc |
0,66 |
Rd |
1000 |
979 |
5,21 |
5,32 |
IRd = I1 – I2 |
5,3 |
Re |
1000 |
979 |
1,30 |
1,32 |
IRe = I2 – I3 |
1,33 |
Rf |
1000 |
974 |
0,65 |
0,66 |
IRf = Ie = I3 |
0,66 |
Rg |
1000 |
974 |
1,94 |
1,99 |
IRg = If = I2 |
1,99 |
1. Hukum Ohm
a. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah
Gambar 3.4
b. Pilih resistor dengan resistansi sesuai dengan kondisi
c. ukur tegangan dan arus memakai voltmeter dan amperemeter dan catat pada jurnal percobaan.
Prinsip kerja:
Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan pada suatu komponen dalam suatu rangkaian sebanding dengan arus yang mengalir melaluinya, dengan resistansi sebagai faktor proporsionalitasnya. Artinya, jika resistansi tetap, maka arus dan tegangan akan memiliki hubungan linier. Jika resistansi meningkat, arus akan menurun untuk mempertahankan proporsionalitas dengan tegangan.
2. Hukum Kirchoff
a. Buatlah rangkaian seperti gambar rangkaian di bawah
Gambar 3.5
b. Pilih resistor dengan resistansi sesuai dengan kondisi
c. Ukur tegangan dan arus memakai voltmeter dan amperemeter dan catat pada jurnal percobaan.
Prinsip kerja:
Kedua hukum ini membantu dalam menganalisis dan memecahkan sirkuit listrik kompleks dengan memberikan kerangka kerja untuk menentukan nilai arus dan tegangan di berbagai bagian dari sirkuit. Dengan menggunakan prinsip-prinsip ini, kita dapat memperoleh solusi yang konsisten dan akurat dalam analisis sirkuit listrik.
3. Voltage & Current Divider
a. Buatlah rangkaian seperti gambar rangkaian di bawah
Gambar 3.6
b. Pilih resistor dengan resistansi sesuai dengan kondisi
c. Ukur tegangan dan arus memakai voltmeter dan amperemeter dan catat pada jurnal percobaan.
Prinsip kerja:
Rangkaian pembagi tegangan adalah suatu rangkaian listrik yang dirancang untuk membagi tegangan input menjadi tegangan yang lebih kecil pada beberapa resistor yang terhubung secara seri atau paralel. Prinsip kerja dari rangkaian pembagi tegangan dapat dijelaskan dengan menggunakan hukum Ohm dan aturan pembagian tegangan Kirchhoff
4. Teorema Mesh
a. Buatlah rangkaian seperti gambar rangkaian di bawah
Gambar 3.7
b. Pilih resistor dengan resistansi sesuai dengan kondisi
c. ukur tegangan dan arus memakai voltmeter dan amperemeter dan catat pada jurnal percobaan.
Prinsip kerja:
Metode arus Mesh merupakan prosedur langsung untuk menentukan arus pada setiap resistor dengan menggunakan persamaan simultan. Langkah pertamanya adalah membuat loop tertutup (disebut juga mesh) pada rangkaian. Loop tersebut tidak harus memiliki sumber tegangan, tetapi setiap sumber tegangan yang ada harus dimasukkan ke dalam loop. Loop haruslah meliputi seluruh resistor dan sumber tegangan. Dengan arus Mesh, dapat ditulis persamaan Kirchoff’s Voltage Law untuk setiap loop
5. Nodal
a. Buatlah rangkaian seperti gambar rangkaian di bawah
Gambar 3.8
b. Pilih resistor dengan resistansi sesuai dengan kondisi
c. ukur tegangan dan arus memakai voltmeter dan amperemeter dan catat pada jurnal percobaan.
Prinsip kerja:
Analisis node menghasilkan persamaan tegangan node independen sebanyak n-1, di mana n adalah jumlah simpul termasuk simpul referensi. Persamaan-persamaan ini dapat diselesaikan dengan metode eliminasi, substitusi, atau matriks untuk mendapatkan nilai tegangan node di setiap simpul.
6. Teorema Thevenin
a. Buatlah rangkaian seperti gambar rangkaian di bawah
Gambar 3.9
Gambar 3.10
b. Pilih resistor dengan resistansi sesuai dengan kondisi.
c. Ukur tegangan dan arus menggunakan voltmeter dan amperemeter dan catat pada jurnal percobaan.
Prinsip kerja:
Teorema Thevenin merupakan salah satu metode penyelesaian rangkaian listrik kompleks menjadi rangkaian sederhana yang terdiri atas tegangan thevenin dan hambatan thevenin yang terhubung secara seri. Beberapa aturan dalam menetapkan Vth dan Rth, yaitu:
1. Vth adalah tegangan yang terlihat melintasi terminal beban. Dimana pada rangkaian asli, beban resistansinya dilepas (open circuit). Jika dilakukan pengukuran, maka diletakkan multimeter pada titik open circuit tersebut.
2. Rth adalah resistansi yang terlihat dari terminal pada saat beban dilepas (open circuit) dan sumber tegangan yang dihubung singkat (short circuit).
-> HUKUM OHM
1. Bandingkan nilai resistansi dan perhitungan.
Jawab:
Resistansi yang terbaca adalah 560, 1k, 1k2 sedangkan resistansi perhitungan 1545,45 Ω; 666,66 Ω; 1090,90 Ω. Dari data di atas dapat dilihat bahwasanya data yang kami dapatkan memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh dari hasil yang sebenarnya kecuali pada resistor yang kedua. Hal ini disebabkan karna adanya beberapa faktor yang mempengaruhi pada saat percobaan, seperti tidak telitinya praktikan dalam melihat besar arus pada alat atau disebut juga sebagai galat.
-> HUKUM KIRCHOFF
1. Bandingkan nilai I total perhitungan dengan I total pengukuran.
Jawab:
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai I total hasil perhitungan adalah 0,0554 A, sedangkan I total aktual sebesar 0,06 A. Perbedaan antara keduanya tergolong kecil, yang menunjukkan bahwa persentase kesalahan relatif rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa percobaan terhadap Hukum Kirchoff I berhasil dilakukan dan sesuai dengan teori yang mendasarinya.
2. Bandingkan V total perhitungan dengan V total pengukuran!
Jawab:
V total yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 12 V, dengan masing-masing tegangan yakni V1 = 2,325 V, V2 = 3,4 V, dan V3 = 5 V. Sementara itu, hasil pengukuran menunjukkan V total sebesar 10,725 V. Perbedaan yang cukup mencolok antara kedua nilai ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti galat pada alat ukur, kesalahan dalam proses perakitan rangkaian, maupun ketidaktepatan dalam pembacaan alat saat praktikum. Selain itu, tingkat sensitivitas alat yang rendah terhadap jumper juga turut memengaruhi hasil pengukuran.
-> MESH
1. Bandingkan nilai resistansi terbaca dengan terukur.
Jawab:
Nilai resistansi yang terbaca secara teori adalah 1K untuk keseluruhan resistor. Namun, hasil pengukuran menunjukkan variasi nilai sebesar 978, 977, 976, 979, 979, 974, dan 974 ohm. Terdapat sedikit selisih pada dua resistor yang kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kesalahan manusia (human error), galat dalam proses pengukuran, serta keterbatasan sensitivitas alat ukur yang digunakan.
2. Bandingkan arus terukur dan arus hasil perhitungan.
Jawab:
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terdapat nilai arus antara perhitungan dan pengukuran,
Arus terukur => IRa: 7,29 mA ; IRb: 1,99 mA ; IRc: 0.66 mA ; IRd: 5,32 mA ; IRe: 1,32 mA ; IRf: 0,66 mA ; IRg : 1,99 mA.
sedangkan Arus Perhitungan => IRa: 2.8 mA ; IRb: 1.8 mA ; IRc: 0.6 mA ; IRd: 1 mA ; IRe: 1.8 mA ; IRf: 0.2 mA ; IRg : 1,99 mA
Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa nilai arus yang dihasilkan cukup mendekati dan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Adanya sedikit kesalahan kemungkinan disebabkan oleh kekeliruan praktikan dalam melakukan perhitungan, yang dikenal sebagai galat.
Download File Laporan Akhir [disini]
Download Video Percobaan Hukum Ohm [disini]
Download Video Percobaan Hukum Kirchoff 1 [disini]
Download Video Percobaan Hukum Kirchoff 2 [disini]
Download Video Percobaan Teorema Mesh [disini]
Komentar
Posting Komentar