MODUL 4
MODUL 4
Kontrol Polusi Udara dalam Ruangan Perokok
1. Pendahuluan[Kembali]
Kualitas udara merupakan faktor penting yang sangat memengaruhi kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Dalam aktivitas sehari-hari, terutama pada ruang tertutup, keberadaan udara bersih menjadi kebutuhan utama agar penghuni dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman. Salah satu sumber pencemar udara dalam ruangan yang paling umum adalah asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya seperti nikotin, karbon monoksida, dan partikel halus (PM2.5) yang dapat mengganggu pernapasan, mencemari ruangan, serta menurunkan kualitas udara secara signifikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengendalian polusi udara yang mampu bekerja secara efisien untuk menjaga kondisi ruangan tetap bersih dan layak huni.
Pada banyak lingkungan, terutama ruang keluarga, ruang tunggu, atau area khusus perokok, pengendalian polusi udara masih dilakukan secara manual, seperti membuka jendela atau menyalakan kipas angin. Cara ini sering tidak efektif karena tidak mampu mendeteksi tingkat polusi secara langsung dan tidak memberikan respons otomatis saat kualitas udara menurun. Akibatnya, polusi dapat menumpuk tanpa disadari, menimbulkan ketidaknyamanan, membahayakan kesehatan penghuni, serta menyebabkan penggunaan alat ventilasi atau pembersih udara menjadi tidak efisien.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan sistem kontrol polusi ruangan yang bekerja secara otomatis dan real-time dalam memantau kualitas udara. Sistem ini dirancang untuk mendeteksi tingkat polutan seperti asap rokok menggunakan sensor gas atau sensor kualitas udara (Kami menggunakan MQ-2 dan sensor suhu LM 35). Sensor ini akan menghasilkan sinyal yang menunjukkan konsentrasi polutan di dalam ruangan. Sinyal tersebut kemudian diproses oleh rangkaian pengendali berbasis komponen seperti operational amplifier (op-amp) dan transistor.
Ketika sensor mendeteksi bahwa konsentrasi asap rokok sudah melewati ambang batas tertentu, op-amp akan mengaktifkan transistor yang mengontrol relay untuk menyalakan kipas penyedot dan indikator LED sebagai penanda kipas sudah menyala. Dengan demikian, sirkulasi udara dapat diperbaiki secara otomatis dan polusi dapat dikurangi dengan cepat. Sebaliknya, ketika kualitas udara kembali normal, op-amp akan memutus sinyal sehingga sistem ventilasi berhenti bekerja. Penggunaan komponen analog sederhana seperti op-amp, transistor, dan relay membuat sistem ini lebih hemat biaya, mudah dirakit, dan tidak memerlukan mikrokontroler atau pemrograman yang kompleks.
Melalui pengembangan sistem kontrol polusi ruangan otomatis berbasis sensor gas dan op-amp ini, diharapkan dapat menghadirkan solusi yang efektif untuk mengurangi dampak negatif asap rokok di ruangan tertutup. Sistem ini mampu bekerja secara mandiri, efisien, dan responsif, sehingga dapat mendukung konsep kenyamanan lingkungan serta meningkatkan kualitas udara dalam ruang yang sering terpapar asap rokok. Selain itu, proyek ini juga menjadi implementasi teknologi otomasi sederhana yang dapat diterapkan pada berbagai jenis ruangan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
2. Tujuan[Kembali]
- Merancang sistem kontrol polusi untuk ruangan perokok yang dapat mendeteksi dan mengurangi polutan seperti asap rokok dalam ruangan dengan menggunakan sensor gas MQ-2 dan sensor suhu LM35
- Mengembangkan sistem pengendalian ventilasi otomatis berbasis op-amp yang dapat menyalakan dan mematikan kipas penyedot atau filtrasi udara sesuai ambang polusi.
- Menghasilkan aplikasi kontrol kualitas udara ruangan yang efisien, hemat energi, dan mendukung penerapan konsep smart home untuk menjaga udara tetap bersih dan nyaman.
3. Alat dan Bahan [Kembali]
Alat
Bahan
| Pin | Nama Pin | Keterangan |
| Pin 1 | Output 1 | Pin keluaran untuk Op-Amp pertama. |
| Pin 2 | Input Inverting | Pin input di mana sinyal output akan berlawanan fasa dengan sinyal input (untuk Op-Amp 1). |
| Pin 3 | Input Non-Inverting | Pin input di mana sinyal output akan sefasa dengan sinyal input (untuk Op-Amp 1). |
| Pin 4 | (Negatif Suplai) | Pin catu daya negatif IC. Perlu dihubungkan ke terminal negatif dari catu daya atau ground. |
| Pin 5 | Input Non-Inverting | Pin input non-inverting untuk Op-Amp kedua. |
| Pin 6 | Input Inverting | Pin input inverting untuk Op-Amp kedua. |
| Pin 7 | Output 2 | Pin keluaran untuk Op-Amp kedua. |
| Pin 8 | (Positif Suplai) | Pin catu daya positif IC. Perlu dihubungkan ke terminal positif dari tegangan suplai. |
Catatan: Susunan pin sesuai standar dual-opamp umum (mirip keluarga TL07x/TL08x).
Cara kerja / karakteristik fungsional
-
Op-amp linear: TL082 menguatkan selisih tegangan antara input non-inverting (+) dan inverting (−) dan dipakai dalam konfigurasi umpan-balik (inverting, non-inverting, integrator, filter aktif, dsb.).
-
Input JFET: Menyediakan impedansi input tinggi (berguna untuk sensor tegangan kecil atau sumber sinyal yang bersifat high-impedance).
-
Keluaran push-pull: Dapat menghasilkan level tegangan menuju rails, namun bukan rail-to-rail — artinya output dan input tidak bisa mencapai tegangan catu sepenuhnya (perlu memperhatikan headroom).
-
Bukan comparator: Walau bisa dipakai sebagai pembanding, op-amp analog seperti TL082 tidak ideal untuk switching cepat atau kondisi saturasi berkepanjangan (lebih baik gunakan komparator khusus seperti LM393 untuk fungsi pembandingan digital/cepat).
Catu daya
-
TL082 biasa digunakan dengan catu ganda (mis. ±12 V, ±15 V) untuk performa terbaik. Bisa juga digunakan single-supply, tetapi perhatikan batas common-mode input dan kemampuan keluaran (input/output tidak mencapai rail). Selalu cek datasheet untuk rentang tegangan catu yang spesifik dan batas absolut.
Perilaku input/output penting
-
Common-mode input: Ada batasan—input tidak dapat mendekati rail penuh; perhatikan rentang common-mode saat merancang rangkaian (jangan harap input berfungsi pada tegangan sangat dekat V+ atau V−).
-
Offset & bias: Memiliki offset dan arus bias tertentu (lebih baik periksa nilai datasheet bila desain presisi diperlukan).
-
Stabilitas & kompensasi: TL082 umumnya kompensasi internal untuk penguatan loop unity, tetapi desain filter/penyusun gain tinggi perlu memperhatikan kestabilan (kompensasi atau kompensator mungkin diperlukan untuk konfigurasi tertentu).
Transistor D882 , juga dikenal sebagai 2SD882, adalah transistor sambungan bipolar (BJT) NPN berdaya sedang yang umum digunakan dalam aplikasi amplifikasi dan switching untuk keperluan umum. Transistor ini dirancang dengan teknologi planar, menawarkan kinerja yang andal dan kemampuan penanganan arus yang moderat. Transistor ini memiliki tiga lapisan material semikonduktor dengan tiga terminal—emitor, basis, dan kolektor. Transistor ini memberikan amplifikasi arus yang efisien dengan rentang penguatan antara 60 dan 400, sehingga cocok untuk sirkuit berdaya rendah. Selain itu, D882 dapat dipasang pada heatsink melalui lubang sekrup pada paket SOT-32-nya, sehingga meningkatkan pembuangan panasnya selama operasi.
Spesifikasi:
Karakteristik:
Cara kerja relay adalah ketika kumparan elektromagnetik yang ada di dalamnya terdapat sebuah feromagnetis yang mendapatkan aliran listrik. Dengan demikian secara otomatis akan muncul sebuah medan magnet yang sifatnya sementara namun selalu ada.
Yang mana magnet tersebut akan menarik tuas armature sehingga dapat merubah posisi dari kontak switch yang awalnya dari NC (Normally Closed) berubah menjadi NO ( Normally Open).
NO (Normally Open) adalah sebuah kondisi yang mana relay belum mendapatkan adanya tekanan dan tuas berada di posisi normal. Sedangkan NC ( Normally Closed) adalah kondisi dimana relay sudah mendapatkan adanya tegangan dengan posisi tuas menarik dan kontak tertutup.
4. Dasar Teori [Kembali]
a. Sensor LM35
- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 º.
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
- Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
- Lineritas +10 mV/ º C.
- Arus yang mengalir kurang dari 60 μA
- Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.
- Range +2 º C – 150 º C.
- Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.
- Suhu lingkungan di deteksi menggunakan bagian IC yang peka terhadap suhu
Voltage Buffer
Rangkaian voltage buffer berfungsi untuk mengisolasi sinyal input dari beban, menggunakan tahap penguat dengan penguatan tegangan satu (unity gain), tanpa pembalikan fasa atau polaritas, dan bertindak sebagai rangkaian ideal dengan impedansi input sangat tinggi serta impedansi output sangat rendah. Dalam konfigurasi ini, tegangan keluar (vo) sama dengan tegangan masuk (vi), yaitu
Gambar diatas menunjukkan bahwa satu sinyal input dapat dibagi ke dua output yang terpisah. Keuntungan dari konfigurasi ini adalah beban pada salah satu output tidak memengaruhi output lainnya, karena masing-masing output telah dibuffer (diisolasi). Dengan kata lain, setiap output bekerja secara independen, sehingga tidak saling mengganggu meskipun terhubung ke beban yang berbeda.
Penggunaan buffer amplifier
Bentuk Gelombang V input dan V output :
5. Percobaan [Kembali]










.png)
%20+.png)
%20-.png)
.png)
.png)
Komentar
Posting Komentar